TUANKU JUGA BISA, MENGAPA TIDAK?
Jul 10, 2025 Jul 10, 2025
TUANKU JUGA BISA, MENGAPA TIDAK?
TUANKU JUGA BISA, MENGAPA TIDAK?

TUANKU JUGA BISA, MENGAPA TIDAK?

Oleh: Duski Samad
Guru Besar UIN Imam Bonjol dan Pembina Majelis Silaturahim Tuanku Nasional

 

 

Alhamdulillah, Dafril Tuanku Bandaro, M.Pd, alumni MTI Batang Kabung Padang, resmi diangkat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Dalam era yang kerap menempatkan tradisi dan pendidikan klasik di pinggiran arus modernisasi, kabar pengangkatan Dafril Tuanku Bandaro, M.Pd sebagai Kepala MAN Kota Sawahlunto adalah angin segar yang membesarkan harapan. Ia bukan hanya seorang pendidik profesional, tetapi juga seorang Tuanku, lulusan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Batang Kabung—lembaga pendidikan salafiyah yang memegang teguh metode talaqqi, halaqah, dan penguatan sanad keilmuan.

Di tengah derasnya tuntutan administratif, sertifikasi, dan digitalisasi di dunia pendidikan formal, hadirnya seorang Tuanku sebagai kepala madrasah negeri membuktikan bahwa nilai-nilai tafaqquh fiddin, akhlak syar’i, dan hikmah para ulama salaf tetap relevan, bahkan sangat dibutuhkan.

1.Pendidikan Tradisional yang Melahirkan Pemimpin Modern

MTI Batang Kabung, seperti banyak MTI lain di Minangkabau, menanamkan keilmuan dari dasar: mulai dari nahwu sharaf, tafsir, fiqh, tauhid, hingga tasawuf. Di sana para santri tidak sekadar menghafal, tetapi menghidupi ilmu. Mereka dilatih bersabar, tekun, jujur, dan patuh dalam berilmu.

Dafril Tuanku Bandaro adalah representasi nyata bahwa alumni MTI bukan hanya bisa menjadi penceramah di mimbar, tetapi juga pemimpin di ruang birokrasi, pengelola institusi pendidikan modern, dan agen perubahan di tengah masyarakat.

2.MAN Sawahlunto: Madrasah Modern dengan Nuansa Kultural.

Sawahlunto, kota tambang yang kini berubah menjadi kota warisan budaya dunia, memiliki tantangan sekaligus potensi besar dalam pendidikan Islam. Menjadi kepala MAN di kota ini bukanlah tugas ringan. Perlu kepemimpinan visioner, pendekatan spiritual, dan konektivitas sosial-budaya yang kuat.

Dengan latar belakang MTI, ditambah kompetensi akademik formalnya (M.Pd), Tuanku Dafril diyakini mampu mengintegrasikan nilai klasik dan manajemen modern, membawa MAN Sawahlunto sebagai madrasah yang unggul secara akademik, berkarakter secara moral, dan tangguh dalam keislaman.

3.Simbol Kebangkitan Tuanku-Tuanku Muda.

Kita menyaksikan satu per satu alumni MTI tampil ke ruang publik. Tidak lagi hanya di surau atau masjid, tetapi juga di sekolah, kampus, kantor pemerintahan, lembaga swasta, dan media digital. Mereka tetap dengan identitas keulamaannya—bukan menanggalkan, tetapi menghidupkan ruh keulamaan dalam konteks baru.

"Tuanku Juga Bisa" adalah pesan yang menolak dikotomi. Bahwa kualitas, intelektualitas, dan kepemimpinan seorang yang bertarekat, bersanad, dan bersuluk tak kalah dengan para profesional modern. Bahkan, dengan nilai ruhani yang kuat, mereka lebih tahan uji, lebih jernih dalam mengambil keputusan, dan lebih peka terhadap penderitaan umat.

4.Harapan dan Doa

Pengangkatan Tuanku Dafril sebagai kepala MAN adalah sinyal positif bagi semua penggiat pendidikan Islam tradisional: para alumni MTI, santri surau, dan pendidik di madrasah salafiyah. Bahwa jalan ke depan terbuka luas, asalkan disiapkan dengan ilmu, adab, dan kepercayaan diri.

Semoga amanah ini dijalani dengan kesungguhan. Semoga MAN Sawahlunto di bawah kepemimpinan Tuanku Dafril menjadi madrasah yang membentuk generasi yang cerdas intelektual, kokoh spiritual, dan peduli sosial.

Dan semoga kita semua makin yakin:
Tuanku juga bisa. Bahkan sangat bisa.
DS Padang 10 Juli 2025

Please Login to comment in the post!
Relate Post
Berita Nasional
KERAGAMAN ITU POTENSI

Read More
Berita Nasional
WAFATNYA ULAMA LIMA ZAMAN BUYA BAGINDO M.LETT...

Read More
Berita Nasional
BASAPA: TRADISI, PROSESI DAN REKOMENDASI

Read More
Berita Nasional
SEJARAH "TABUIK PIAMAN" DAN PERAN DAKWAH SYEI...

Read More
Berita Nasional
KONTROVERSINYA AL HAJJAJ BIN YUSUF ATS TSAQAF...

Read More